Apa itu Call To Action? Tarik Pengunjungmu dengan Kata Singkat
Menyampaikan pesan ke target audiens sangat mudah dilakukan setiap saat.
Namun membuat mereka melakukan apa yang kamu inginkan…itu baru sulit!
Untuk membuat calon pelanggan melakukan sesuatu, salah satu hal yang dibutuhkan adalah Ajakan Betindak atau dikenal dengan istilah Call-to-Action. yang harus Anda kenal. Dengan kata atau frasa pendek saja kamu bisa memicu minat dan mengarahkan keputusan pengunjung saat melakukan marketing campaign.
Apa itu Call To Action?
Banyak orang di dunia pemasaran mungkin sudah mengenal istilah ini.
Call to Action, atau CTA, adalah kata-kata atau instruksi yang digunakan dalam kampanye pemasaran untuk mendorong pengunjung untuk melakukan sesuatu yang kamu inginkan.
CTA mungkin memiliki format yang berbeda tergantung pada kebutuhan atau tujuan bisnis, atau juga platformnya. Baik itu situs web, foto di media sosial, email, atau bahkan media offline seperti brosur.
Seperti apa call-to-action yang baik itu?
Seperti yang sudah disebutkan, membuat pengujung melakukan apa yang kamu inginkan adalah hal yang sulit, tetapi bukan berarti mustahil.
Meningkatkan konversi dan meningkatkan keterlibatan (Engagement) pada media dengan Call to Action yang menarik yang dapat membantu kamu mencapai targetmu.
Mari kita lihat bagaimana cara membuat CTA yang bagus demi mencapai tujuan bisnis.
1. Pilih Kata atau Frasa yang Singkat
Gunakan CTA yang singkat dan to the point. Hal ini sering kali lebih efektif daripada menggunakan kata-kata yang terlalu panjang atau bertele-tele.
Pemilihan kata-kata yang lebih pendek tidak hanya akan lebih menarik bagi pelanggan, tetapi juga sangat cocok untuk desain, karena keterbatasan ruang di situs atau iklan. Frasa yang singkat memungkinkan kamu untuk mendesain ukuran tombol CTA dalam satu baris.
Contoh CTA yang paling umum digunakan
Teknik pemilihan kata Call to Action lainnya bertujuan memberi rasa Fear of Missing Out (FOMO), yaitu teknik untuk mendorong perasaan takut atau khawatir pengunjung karena “tertinggal” jika melewati momen yang jarang.
Contoh CTA jenis ini antara lain:
- Diskon Khusus Hari Ini
- Khusus 100 pendaftar pertama!
- 20 last item!
2. Harus Mencolok dan Berbeda
Jika kamu ingin Call to Action terlihat jelas sehingga dapat dilihat semua pengunjung, hal pertama yang perlu dipertimbangkan dalam desain tombol CTA adalah warna. Ini mungkin tampak sederhana, tetapi memilih warna yang menonjol di antara warna latar belakang atau memilih warna huruf yang berlawanan dengan warna tombol akan membantu pengunjung untuk melihat dan memahami apa yang kamu inginkan dari mereka.
Lebih dari sekedar warna yang mencolok, penting juga untuk membuat pengunjung tahu perbedaan antara CTA dan teks. Call to Action juga bisa dibuat dengan tombol nol, garis yang jelas, tambahan bayangan, atau tanda panah. Sebagai contoh halaman Netflix berikut.
3. Tulisan Jelas di Perangkat Manapun
Menurut data Statcounter, pengguna ponsel menyumbang lebih dari setengah dari total pengguna internet. Jadi kamu harus memprioritaskan kinerja pada tampilan ponsel di atas segalanya.
Kamu harus memastikan bahwa Call to Action tersebut telah disesuaikan dengan layar perangkat yang berbeda, baik itu smartphone, tablet, atau komputer desktop. Dan tombol CTA harus ditulis dengan jelas dan indah di setiap platform.
Selain itu, hal yang sama pentingnya untuk CTA adalah penempatan. Karena statistik menunjukkan bahwa ketika orang datang ke situs web, kebanyakan mereka akan melihat keseluruhan situs web dengan cepat, terutama bagian atas situs web. Jadi kami merekomendasikan untuk menempatkan CTA di posisi yang tinggi di halaman web atau di email.
4. Berisi Call-to-Action
Menindaklanjuti CTA yang kamu inginkan bisa menjadi keputusan besar bagi beberapa pengunjung. Misalnya pelanggan ingin mencari informasi produk sebelum memutuskan untuk membeli atau melihat contoh file sebelum memutuskan untuk mengunduh.
Selain itu, di akhir halaman CTA, kamu harus memasukkan CTA utama di akhir untuk mendorong keputusan pengunjung lagi. Teknik ini akan membantu kamu memikat audiens untuk melakukan tindakan yang kamu inginkan dengan sangat cepat. Karena mereka mungkin memutuskan untuk membeli setelah selesai membaca, daripada harus klik ‘kembali’.
Mulai sekarang!
Ketika kamu menggunakan Call To Action untuk pemasaran, bukan hanya mengirim atau menempelkan tombol CTA yang mencolok di halaman depan, kamu juga harus menganalisis dan memeriksa setelahnya:
- Apakah hyperlink berfungsi?
- Apa jenis CTA yang paling banyak diklik?
- Flow apa yang paling banyak dikerjakan penjunjung?
- Apakah CTA berhasil memberi konversi yang kamu inginkan?
Kamu dapat melihat semua ini di Google Analytics, tools gratis untuk mengevaluasi traffic situsmu.
Jika Call to Action yang digunakan masih belum bisa mencapai tujuan, Coba atur kembali desain, pemilihan kata, atau layout sesuai dengan teknik yang baru saja dijelaskan. Ini akan membantumu meningkatkan komunikasi antara kamu dengan calon pelanggan dan tentu saja, meningkatkan efisiensi pemasaran online.